Rabu, 20 April 2011

Sebait Cinta Untuk Bunda Tersayang




Wanita cantik nan cerdas itu ikhlas menikahi ayahku
seikhlas ia melahirkan dan mendidikku sejak kecil
Ya, mungkin orang menganggapnya kampungan
Namun apa yang salah dengan kampungan?

Bukankah orang-orang besar terlahir dari rahim seorang ibu yang dikatakan kampungan itu?

Ibu,
Bersama iringan doanya yang sederhana menjejaki perjalanan hidup kami Saat anak-anaknyai berada di gerbang keberhasilan,
dengan setianya ia mengantar kami dengan linangan air mata cinta pengorbanannya, kasih sayangnya, tak dapat kami bayar
walau ratusan tahun hidup di dunia.

Ibu, di usianya yang kini tlah senja
Kau masih saja memikirkan kami
anak-anakmu.

Aku malu,
belum bisa mengukir senyuman tulus darimu
yang mengharapkan kami menjadi anak-anak yang soleh dan berhasil
namun satu harapku ibu
Semoga Allah berikan kesehatan, pahala yang berlimpah dan umur yang berkah untukmu

Ibu,
hari ini kukuatkan bahu,
Kulatih pergelangan tangan dan otot-otot kakiku
agar saat kau kelak membutuhkannya,
bahuku tempat sandaran kepalamu
pergelanagan tanganku, tempat tanganmu merengkuh
kakiku, untuk mewujudkan seluruh keinginanmu.

Ya.. seperti dulu
Saat kumerengek manja kepadamu...
kau hanya tersenyum,dan bersusah payah mewujudkan keinginanku itu

Ibu,
di hari yang penuh keberkahan ini,
izinkan kusenandungkan satu bait lagu khusus untukmu,
sebagai hadiah di hari spesialmu.

"Kasih Ibu, kepada beta
tak terkira sepanjang masa
hanya memberi tak harap kembali
bagai sang surya menyinari dunia"

Buat Ummiku tercinta, dan seluruh Bidadari dunia yang bernama Ibu, Bunda, Mama, Ummi, atau apapun namanya.... kutulis catatan ini dengan linangan air mata cinta

0 komentar:

Posting Komentar

 
;