Rabu, 20 April 2011

Belajar Melayani Dari Penjaga Toilet

Jam di mobil menunjukkan angka 18.15. Waktu sholat magrib telah tiba. Kami mencari rest area untuk sholat dan memberi hak tubuh untuk makan dan istirahat sejenak.
Dalam perjalanan yang cukup melelahkan itu, setelah kami semua sholat saya berinisatif mengajak ayah, umi, dan adik-adik untuk makan di sebuah rumah makan yang cukup berkelas untuk keluarga kami. Tapi, niatnya sih bukan hanya makan, tapi mendapatkan hikmah saat makan di dalamnya.
Benar saja, ada kejadian menarik saat kami telah memesan beberapa menu makanan. Dari mulai waktu tunggu yang cukup lama, hampir 15 menit. Eh, ditambah lagi pesanan ayah belum masuk order, terpaksa lebih dari 45 menit harus kami ikhlaskan hanya untuk menyantap satu menu makanan. Bagaimana rasa masakannya? Memang enak sih, tapi kok, kenapa ya produk yang enak jadi kurang enak saat pelayanan banyak kesalahan dan mulai tidak ramah. (Dapet hikmah luar biasa nih!).

-------------------------------------------------------------------------------------

Setelah makan, saya ingin ke toilet. Namun ada sesuatu yang mengesankan. Saat akan masuk, sudah ada seorang lelaki separuh baya yang dengan ramahnya tersenyum, menyapa dan menunjukkan toilet pria pada saya. Lebih mengesankan dan unik lagi saat masuk toilet yang bersih itu saya mendengar ia sedang memutarkan murottal quran yang dilantunkan Syaikh Al-Mathrud dari speaker Handphonenya. Di dalam toilet, serasa di masjid deh... Ya, gimana nggak, walaupun murottalnya diperdengarkan di luar tapi terdengar nyaman di dalam. Lebih terpana lagi saat saya mendengar, sang penunggu toilet itupun sedikit demi sedikit mengikuti lantunan ayat yang dibawakan dalam murottal yang ia putar itu. Nampak seperti sedang mengulang atau menguatkan hafalannya, jangan bayangkan surat pilihan dalam juz 30 ya, saya yakin itu surat panjang, seperti Al-Baqoroh, Al-Imron atau sebagainya. Subhanallah...

Keajaiban tidak sampai disini Saudara-saudara,
Awalnya saya siapkan dua logam bertuliskan Rp.500, saya berniat untuk menggantinya dengan satu lembar uang Rp. 5000. Saat mau melangkah keluar toilet, terdengar sang penunggu toilet sedang mengejar salah satu pengguna toilet yang memberi uang terlalu banyak, sepertinya sih Rp.50.000. Ia pun berusaha mencari kembalian dan mengejar sang Bapak, namun dari kejauhan sang Bapak berkata, "Udah, sisanya buat kamu saja.. terimakasih ya!". Dengan penuh kebingungan bercampur kebahagiaan ia pun menjawab, "Pak.. ini bagaimana... Terimakasih banyak Pak.. terimakasih".

Sahabatku,
Pengalaman hidup yang Allah berikan begitu berharga untuk menjadi inpirasi kehidupan kita.
Dengan kejadian ini saya banyak belajar tentang service excelence dan keikhlasan dalam bekerja. Kalau kita bandingkan dari 2 produk dan jasa diatas, yaitu makanan enak atau toilet. Mana yang lebih banyak kita inginkan? Hehe.. beberapa dari kita bisa bilang, tergantung kebutuhan Mas, wong kalau udah kebelet 98%, ya lebih butuh toilet ketimbang makanan enak. Ya, Anda betul. Tapi kalau sedang keadaan normal, apalagi lapar.. par..par.. Tentu pilihan kita adalah makanan enak, murah, plus berhadiah umroh lagi. (Ya iyalah..siapa yang nggak mau gitu loh!).

Tapi, kalau kita ubah sudut pandangn dari pelayanannya. Dalam mkonteks masalah di atas, kenapa dengan produk yang lebih baik, namun karena pelayanannya kurang ramah membuat orang kapok untuk datang ke tempat itu? Sebaliknya, hanya jasa toilet, namun membuat orang tergugah dan ikhlas untuk memberikan uang 50.000 nya kepada penjaga toilet. Inilah yang dinamakan konsep service excelence alias pelayanan prima.

Coba deh, kalau kita datang ke rumah sakit BIONIC26 misalnya, Baru masuk aja ga usah buka otomatis, bahkan disambut dengan senyum manis seorang wanita berjilbab rapi, "Assalamualaikum, Selamat datang di Rumah Sehat. Ada yang bisa kami Bantu Mas?". Rasa-rasanya sakit gigipun sirna, keimanan pun meningkat.. hehe.. dan boleh jadi kita ingin berlama-lama di rumah sakit.. eh rumah sehat ini. Abis, perawatnya ramah-ramah sih. Saat nebus obat, malah disaranin untuk cukup istirahat, banyak tilawah quran (yang Muslim) biar nggak stres, dan banyak bersedekah. Ini baru Rumah Sehat++. (Imajinasi : Mode On).

Berapa banyak sih dalam jasa layanan publik yang membuat kita merasa risih? Mau nonton dan support Indonesia di piala AFF kemarin aja, masih ada banyak calo dan penipuan. Mau sidang SIM aja terpaksa pake calo. Nunggu bis aja, bau pesing dimana-mana.. Huff..
Mau naik pesawat tertentu, dari mulai pesawat delay (hampir setiap kali penerbangan pake maskapai itu ga ada ontimenya), pelayanan buruk, ga dikasih snack apalagi makan, dan masih banyak lagi kekecewaan pelanggan yang menjadi demarketing bagi perusahaan tersebut.

Nah, pelajaran berharga buat kita. Kalau nanti buat usaha atau jadi apapun. Yuk, berikan pelayanan prima sekemampuan kita. Senyumlah yang ikhlas, sapalah mereka, tunjukkan angka 0 (emangnya SPBU). Pokonya gitu deh, Anda pasti lebih paham.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;