Senin, 20 Februari 2012

Ayahku tercinta


Teman's.
Kali ini saya hanya ingin berbagi cerita saja kepada teman's sekalian tentang kehidupan saya. Ini adalah cerita yang dibuat oleh saya untuk memenuhi tugas Agama Islam. Pada saat itu, saya mendapatkan tema: Ayah. Dan akhirnya hati saya tergugah untuk menciptakan karya ini :)\

Kalau saya ingat-ingat lagi, pada saat membacakan cerita ini didepan teman-teman saya, saya merasa sedikit malu. Karena pada saat itu, saya menceritakan cerita ini sambil menangis karena tidak kuat menahan rasa sayangku kepada ayahku.

Berikut ceritanya, semoga teman-teman dapat memetik pelajaran dar cerita ini :

Teman-teman, pernahkan kalian mendengar kalimat-kalimat berikut:

                “… Keriput tulang pipi-mu gambaran, perjuangan.
                     Kau Nampak tua dan lelah keringat mengucur deras, namun kau tetap tabah …”

Yah, kalimat-kalimat datas merupakan bagian dari lirik lagu Ebiet. G. Ade yang berjudul titip rindu untuk ayah. Kalimat atau lirik lagu diatas dapat menggambarkan perjuangan seorang ayah yang rela berkorban untuk menghidupi anak serta istrinya.

Banyak sekali nilai-nilai yang bisa kita petik dari lagu tersebut seperti: kecintaan seorang ayah terhadap keluarganya, pengorbanan, kerja keras, kasih sayang, tanggung jawab,dsb.

Ketika ku mendengarkan lagu tersebut, hampir setiap liriknya aku menangis, membayangkan sosok ayah dalam kehidupanku. Aku pun jatuh semakin dalam ketika harus mengingat cerita masa kecilnya  Masa kecilnya tidak mudah, dan saya yakin tidak semua orang mampu sepertinya.

Dia lahir di kota hujan, Bogor 19 September 1966. Buah cinta dari kakek-nenek ku, M. Rozi dan Neneng Yuliana. Tapi ketika usianya genap 8 bulan, dia harus berpisah dengan kedua orang-tuanya karena perceraian. Sehingga kemudian di diasuh oleh adik dari ibunya.

Dia diasuh-nya sampai berusia 8 tahun di kota tapis berseri Bandar Lampung. Kemudian dia merantau ke Jakarta dan tinggal dirumah adik ibunya yang lain. Di sayang dan diasuhnya dengan baik membuat dia bahagia. Akan tetapi ketika dia sudah beranjak SMP, dia tidak mau lagi menyusahkan pamannya. Dia berusaha untuk mencari uang jajan, biaya makan dan uang sekolah sendiri.

Menjadi tukang es adalah pilihannya, hampir biaya hidupnya selama SMP dari berjualan es keliling. Setelah itu, dia juga pernah bekerja sebagai tukang cuci piring disebuah rumah makan. Sebagai loper koran pun pernah dan yang paling menghasilkan banyak uang adalah ketika dia bekerja dengan pamannya sendiri sebagai tukang pengumpul oli bekas. Setiap harinya dia bekerja dengan giat. Dia malu kalau terus-terusan bergantung pada uang pemberian pamannya tanpa bekerja. Hingga pada akhirnya dia berhasil menamatkan Strata 1 nya. Sungguh berbeda dengan apa yang ada padaku saat ini, kehidupanku tidaklah sesulitnya.

Dan hari ini, dia mengajar di SMP Negeri 282 Jakarta sebagai guru Agama Islam. Akan teapi di usianya yang ke-45 ini, dia tidaklah sekuat dulu. Dia sering sakit-sakitan, macam penyakitnya seperti ambeien, asam urat dan jantung koroner. Tenaganya hampir habis karena sudah dia habiskan selama masa mudanya. Tugasku saat ini adalah menjaganya. Membantu dan mematuhi setiap perkataannya. Dia sangat sayang padaku dan selalu menomor satu-kan setiap urusanku. Begitupun aku yang sangat sayang padanya.

Sehat selalu ayahku, aku akan selalu senantiasa berdo’a untukmu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;